"Saya tidak datang hanya untuk meninjau, saya datang membawa solusi," tegas Anwar di hadapan warga, jajaran DPRD, dan tokoh masyarakat Morut. Solusi itu adalah pembangunan tanggul permanen di sepanjang Sungai La’a dan Sungai Tambalako—dua sungai yang selama ini menjadi biang keladi banjir musiman di wilayah tersebut.
Menurut Anwar, pembangunan tanggul adalah langkah strategis untuk melindungi ribuan warga dari bencana yang terus berulang, terutama saat musim penghujan. “Kalau tanggul ini dibangun, saya yakin banjir tidak akan lagi masuk ke permukiman warga. Ini harus kita dorong bersama,” ucapnya dengan nada penuh keyakinan.
Tak main-main, Anwar datang bersama tim teknis lengkap dari Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah, mulai dari Kepala Dinas PU Cipta Karya dan Sumber Daya Air, Kepala Balai Sungai, hingga BPBD. Mereka langsung melakukan peninjauan dan kajian teknis di lokasi, memastikan pembangunan tanggul tidak sekadar janji, tapi benar-benar dieksekusi.
Namun, Anwar juga mengingatkan bahwa suksesnya proyek ini membutuhkan dukungan penuh dari semua pihak—terutama masyarakat yang lahannya mungkin akan terdampak. "Kalau kita ingin selamat dari banjir, mari kita ikhlas bersama. Jangan biarkan pembangunan ini terhambat oleh masalah pembebasan lahan. Ini demi keselamatan kita semua," katanya lugas.
Anwar bahkan berkomitmen akan mengawal langsung usulan ini ke pemerintah pusat. Ia siap menghadap Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi agar proyek pembangunan tanggul masuk dalam prioritas nasional.
"Ini bukan sekadar inspeksi. Ini langkah tegas untuk memutus siklus banjir lima tahunan yang sudah terlalu lama merugikan rakyat Morut. Kita hentikan sekarang!" pungkasnya dengan semangat.