Dalam pertemuan tersebut, Presiden Prabowo menegaskan bahwa keanggotaan Indonesia dalam NDB adalah langkah strategis untuk memperkuat kemitraan ekonomi global. Dengan menjadi bagian dari bank pembangunan yang digagas oleh negara-negara BRICS (Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan), Indonesia semakin memperluas akses terhadap pembiayaan pembangunan yang lebih adil, transparan, dan berkelanjutan.
"Kami siap berperan aktif dalam memajukan agenda pembangunan global yang inklusif dan ramah lingkungan. Ini adalah bagian dari komitmen Indonesia untuk memastikan kesejahteraan rakyat melalui kerja sama ekonomi yang lebih luas dan setara," tegas Prabowo.
Langkah Berani Indonesia di Tengah Gejolak Global
Keputusan Indonesia bergabung dengan NDB mendapat respons positif dari berbagai pihak. Adi Prianto, Pjs. Sekretaris Jenderal Dewan Pimpinan Pusat Partai Rakyat Adil Makmur (DPP PRIMA), menilai bahwa langkah ini merupakan kebijakan luar negeri yang cerdas di tengah dinamika geopolitik dan ekonomi yang semakin kompleks.
“Dalam situasi ekonomi global yang penuh tantangan, dengan kebijakan proteksionisme yang diterapkan oleh pemerintahan Presiden Donald Trump di Amerika Serikat serta ketegangan yang terus memanas di Eropa, Indonesia menunjukkan bahwa kita tidak bergantung pada satu kekuatan ekonomi saja. Keanggotaan dalam NDB adalah bentuk nyata dari sikap politik luar negeri yang bebas dan aktif,” ujar Adi Prianto.
Menurutnya, Indonesia kini memiliki alternatif pembiayaan yang lebih berkeadilan, tidak hanya bergantung pada negara-negara Eropa atau Amerika Serikat.
“Pilihan strategis ini adalah bukti bahwa kita memiliki kemandirian dalam menentukan arah pembangunan. Jika selama ini pembiayaan pembangunan lebih banyak berasal dari perjanjian bilateral dengan negara-negara Barat, kini kita memiliki opsi lain melalui NDB yang lebih setara dan transparan,” tambahnya.
Mendorong Hilirisasi dan Infrastruktur Nasional
Lebih jauh, Adi Prianto menegaskan bahwa PRIMA mendukung penuh keputusan pemerintah bergabung dengan NDB. Menurutnya, langkah ini bisa menjadi motor penggerak dalam mempercepat hilirisasi industri, terutama di sektor energi.
“Keberadaan NDB akan memberikan Indonesia akses terhadap pendanaan yang sangat dibutuhkan untuk membangun infrastruktur strategis, seperti jalan, jembatan, serta kilang energi baru. Ini bukan hanya soal investasi, tetapi juga tentang pemerataan pembangunan dan penciptaan lapangan kerja baru bagi masyarakat Indonesia,” pungkasnya.
Tentang New Development Bank (NDB)
New Development Bank adalah lembaga keuangan multilateral yang didirikan oleh negara-negara BRICS dengan misi mendanai proyek infrastruktur berkelanjutan di negara berkembang. Dengan prinsip transparansi dan keadilan, NDB hadir sebagai solusi bagi negara-negara yang ingin mempercepat pertumbuhan ekonomi tanpa harus bergantung pada skema pembiayaan tradisional dari Barat.
Dengan bergabungnya Indonesia ke dalam NDB, harapan besar kini tertuju pada percepatan pembangunan dan kemandirian ekonomi nasional. Langkah ini bukan hanya menandai babak baru dalam kerja sama internasional, tetapi juga menjadi sinyal kuat bahwa Indonesia siap berkompetisi di panggung global dengan kepala tegak.