Notification

×
Gambar-Whats-App-2025-02-27-pukul-19-16-05-7fffb714

Iklan

Gambar-Whats-App-2025-02-27-pukul-19-16-05-7fffb714

Kemendukbangga Sulteng Dorong Sinergi Cegah Stunting, Tinjau Langsung Dapur Sehat di Palu

Rabu, 05 Februari 2025 | Februari 05, 2025 WIB | 0 Views Last Updated 2025-02-06T02:33:10Z
Infoselebes.com, Palu – Kepala Kementerian Kependudukan Pembangunan Keluarga (Kemendukbangga) Perwakilan Sulawesi Tengah, Tenny Calvenny Soriton, S.Sos., MM, meninjau langsung Dapur Sehat Makan Bergizi di Kecamatan Tatanga, Palu, Rabu (5/2/2025). Kunjungan ini menjadi langkah strategis untuk memperkuat sinergi dalam percepatan penurunan stunting di Sulawesi Tengah.  

Di lokasi, Tenny menyaksikan langsung proses distribusi makanan bergizi bagi anak-anak sekolah. Ia menegaskan bahwa kolaborasi lintas sektor sangat diperlukan agar program pencegahan stunting berjalan efektif dan memberikan dampak nyata bagi masyarakat. 

"Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dikelola oleh Badan Gizi Nasional (BGN) memiliki sasaran yang sejalan dengan Kemendukbangga. Dengan sinergi yang kuat, kita bisa memastikan anak-anak mendapatkan asupan gizi yang cukup," ujar Tenny, didampingi Ketua Tim Kerja Hubungan Antar Lembaga, Advokasi, Komunikasi Informasi Edukasi, dan Kehumasan, Budiman Jaya.  

Dapur Sehat dan Upaya Pemberdayaan Ekonomi Lokal

Dapur Sehat Tatanga yang dikunjungi Tenny berlokasi di Yayasan Bina Insan Palu, mitra BGN dalam pengelolaan makanan bergizi. Di tempat ini, makanan bergizi disiapkan dan dibagikan kepada 824 siswa. Sementara itu, perluasan program ke sekolah lain masih menunggu ketersediaan peralatan makan.  

"Kami menargetkan program ini bisa menjangkau minimal 3.000 hingga 3.500 siswa. Saat ini, baru Sekolah Bina Insan Palu yang menerima bantuan karena keterbatasan peralatan makan," ujar Kepala Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Sulawesi Tengah, Andre Paschal Lapod.  

Tidak hanya di Tatanga, program serupa juga berjalan di Dapur Kodim 1306/Donggala, yang berlokasi di Asrama Kodim No. 11 Palu. Dapur ini telah menjangkau 2.725 siswa di sekitar Kota Palu.  

Menariknya, program ini turut melibatkan pedagang lokal dalam penyediaan bahan makanan, memastikan ekonomi masyarakat tetap bergerak. Selain itu, bahan pangan yang digunakan juga dipilih secara cermat, misalnya menggunakan susu sapi segar dari peternak lokal untuk mengurangi limbah plastik. Jika susu segar tidak tersedia, sumber protein digantikan dengan telur atau ayam.  

"Di Dapur Kodim, bahan makanan diperoleh dari pedagang sekitar, sedangkan di Tatanga melalui Pasar Inpres. Untuk menjaga higienitas, distribusi makanan juga dilakukan menggunakan kendaraan tertutup," jelas Andre.  

Fokus pada Kualitas Gizi, Bukan Sekadar Kuantitas 

Andre menekankan bahwa program ini bukan sekadar memberikan makanan dalam jumlah besar, tetapi memastikan kecukupan gizi bagi anak-anak. 

"Yang kita berikan bukan sekadar makanan mengenyangkan, tetapi harus bernutrisi. Anak-anak perlu terbiasa dengan pola makan yang sehat dan bergizi, bukan hanya porsi besar tanpa memperhatikan kandungan nutrisinya," ujarnya.  

Hal senada disampaikan Tenny, yang menegaskan bahwa kualitas makanan lebih penting daripada jumlahnya.  

"Setiap makanan yang disediakan harus memenuhi kebutuhan gizi harian mereka. Bukan hanya banyak, tapi juga bergizi," tegasnya.  

Sebagai bagian dari Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting, Kemendukbangga memastikan bahwa bantuan gizi benar-benar sampai kepada penerima manfaat melalui sistem by name by address. Menteri juga menginstruksikan agar distribusi gizi mendapat pendampingan dari kader dan Penyuluh Keluarga Berencana (PKB).  

"Ke depan, program ini akan diperluas untuk mencakup ibu hamil, balita, dan ibu menyusui. Harapannya, kolaborasi lintas sektor bisa terus terjalin dengan pendekatan yang berkelanjutan," pungkas Andre.  Lanyola

Editor : Sofyan 
Dinas Pertanian dan Perkebunan BNI BRI
Iklan-ADS

close
Banner iklan disini