Infoselebes.com, Sigi - El Nino merupakan fenomena iklim yang memicu terjadinya kekeringan atau kemarau panjang, yang berdampak pada produksi pangan gagal, sehingga menaikkan harga kebutuhan pokok di pasar.
Untuk mengantisipasi daya beli masyarakat yang menurun akibat harga pangan naik, Pemerintah memberikan dana stimulan berupa Bantuan Sosial (Bansos) El Nino.
Bansos El Nino berupa uang tunai, akan diberikan kepada Keluarga Penerima Manfaat (KPM) yang terdaftar sebagai Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT), dan Program Keluarga Harapan (PKH) pada Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS), sejumlah 200ribu/bulan.
Pada tahun 2023 lalu, ada 3 desa di Kabupaten Sigi, Provinsi Sulawesi Tengah, yang menjadi prioritas penerima Bansos El Nino salah satunya, Desa Potoya yang mendapatkan Bansos El Nino sebesar 128.500.000 juta rupiah. Yang rencana pelaksanaan penyalurannya pada tahun 2024.
Hal tersebut disampaikan Ansar, Ketua Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Potoya, dimana dirinya mendapatkan keluh kesah warga karena, bantuan tersebut tidak pernah tersalurkan pada KPM.
"Di Kabupaten Sigi ada 3 desa yang mendapatkan bansos El Nino, termasuk salah satunya Desa Potoya. Namun, tidak pernah ada sosialisasi dan musyarawah. Sehingga, PKH atau KPM yang harusnya menerima langsung sebesar 400ribu/dua bulan atau maksimal 600ribu/tiga bulan, sesuai DTKS, hingga hari ini belum menerima sama sekali," terang Ansar. Jum'at (1/11/2024).
BPD yang mempunyai tupoksi (tugas pokok dan fungsi) menyampaikan aspirasi warga dan mengawal program pemerintah desa, sempat menanyakan peruntukan bansos El Nino kepada Samsul Bahri, Kepala Desa (Kades) Potoya. Akan tetapi, bansos tersebut, menurut Kades, sudah dibelanjakan mesin potong rumput.
"Sudah kami belanjakan mesin potong rumput 2 unit. Dan Bansos El Nino, tidak pernah direncanakan dalam APBDesa. Bantuan ini hanya untuk desa pilihan," ucap Ansar, menirukan jawaban Kades Potoya.
BPD Desa Potoya yang dipimpin Ansar, mencoba mendatangi Inspektorat (Irban 2), atau wilayah pemeriksaan Kecamatan Dolo, untuk meminta secara khusus, memeriksa anggaran bansos El Nino Desa Potoya tahun 2023. Namun, dirinya malah mendapatkan pertanyaan balik, dari salah satu oknum pegawai inspektorat.
"BPD menelusuri darimana? Kami tidak ketahui. Sebagai Inspektorat, yang kami periksa hanya Anggaran Dana Desa dan Dana Desa (ADD dan DD)," tiru Ansar.
Di waktu yang sama, secara terpisah, awak media mencoba mengklarifikasi Samsul Bahri, Kades Potoya, melalui nomor Whatsapp pribadinya 0853333xxxx. Namun, dirinya tidak merespon pertanyaan yang di ajukan awak media.
Tak puas karena belum mandapatkan informasi dari Kades Potoya, awak media mencoba mengklarifikasi Camat Dolo, Mohamad Ali Al Jufri, sebagai pembina desa-desa yang ada di wilayah Kecamatan Dolo. Namun, awak media malah mendapatkan makian dari oknum pejabat Eselon III yang tidak pantas di ucapkan.
"Kamu datang ke kantor saja. Saya mau lihat bentuknya kamu seperti apa. Masa seorang wartawan main-main berita seperti itu. Saya mau ketemu diruangan, saya tunggu, siapa saja namanya kamu, akan saya jelaskan diruangan. Jangan sampai ketika saya bungkam, kamu goreng lagi di koran. Tidak usah banyak bertele-tele, 'TA#* KUCING KAU', dikutip dari rekaman telepon, diduga suara percakapan oknum Camat Dolo dan wartawan media ini.
Terpisah, melalui pesan singkat Whatsapp, Camat Dolo menjelaskan, dirinya baru menjabat 5 bulan. Dan itu pun karena usulan dari tokoh masyarakat dan majelis.
"Saya masih perlu banyak belajar karena, baru menjabat Camat Dolo 5 bulan, atas usulan masyarakat dan majelis.
Lanjut Ali Al Jufri, "bicara hati yang paling dalam, sebagai Camat, belum telusuri terkait anggaran El Nino, saya tanyakan Kadesnya, karena saya masih belum paham," imbuhnya.
Ali, sapaan akrab awak media untuk Camat Dolo mengakui, dirinya ingin menjadi pejabat kecamatan yang amanah
"Minggu depan, akan kita undang Kades, BPD dan masyarakat Desa Potoya untuk, membahas secara terbuka, terkait persoalan yang meresahkan warga (**)