Notification

×

Iklan

Iklan


Buol di Bawah Bayangan Amran: Pilkada 2024 atau Jalan ke 2029?

Kamis, 29 Agustus 2024 | Agustus 29, 2024 WIB | 0 Views Last Updated 2024-08-30T05:14:44Z
Oleh: Adi Prianto, SH (Advokat/Pengacara)

infoselebes.com, Keputusan DPP NasDem yang mengguncang kancah politik Buol pada tanggal 27 Agustus 2024, membuka jalan bagi pasangan Agris Batalipu-Djufri DJ. Manto untuk mendaftarkan diri ke KPU Buol. Namun, di balik keputusan yang tampak formal ini, tersimpan drama politik yang mengungkap dinamika internal Partai NasDem dan ambisi tersembunyi yang mungkin lebih besar dari sekadar memenangkan Pilkada 2024.

Keputusan DPP NasDem Nomor: 558-Kpts/PPC/DPP-Nasdem/VIII/2024 secara efektif menutup pintu bagi pasangan Abdullah Lamase-Paisal Pontoh, yang sebelumnya juga telah mendapat restu dari partai yang sama pada tanggal 1 Agustus 2024 melalui Keputusan Nomor: 93-Kpts/PPC/DPP -Nasdem/VIII/2024. Langkah ini menimbulkan tanda tanya besar di kalangan pengamat politik Buol: apa yang sebenarnya terjadi di balik layar?

Bagi pasangan yang merasa dirugikan oleh keputusan terbaru DPP NasDem ini, jalan hukum yang bisa ditempuh mengacu pada Surat Edaran Mahkamah Agung (SEMA) No. 4 Tahun 2016. Perselisihan internal partai seperti ini harus diselesaikan melalui mekanisme ajudikasi di Mahkamah Partai sebelum melangkah ke pengadilan negeri. Mekanisme ini penting untuk menghindari gugatan prematur yang bisa berakhir sia-sia.

Namun, isu ini lebih dari sekadar perebutan kursi di Pilkada 2024. Terbitnya keputusan baru ini juga memicu perubahan signifikan dalam struktur Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai NasDem Buol, dengan Amran Batalipu, mantan Bupati Buol, kini memegang kendali sebagai ketua DPD. Amran, yang pernah merasakan dinginnya jeruji besi akibat kasus korupsi yang ditangani Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), kini muncul kembali dengan misi yang lebih besar: mengkonsolidasikan kekuatannya yang tercerai-berai.

Bagi banyak pegiat politik di Buol, Amran Batalipu bukanlah nama baru. Ketika bebas dari hukuman, ia segera mencari cara untuk kembali menguatkan posisinya di kancah politik lokal. Salah satu langkah strategisnya adalah mengambil alih kepemimpinan Partai NasDem Buol, yang kini menjadi platform baru bagi ambisinya.

Dengan mengangkat Azis Naukoko sebagai sekretaris DPD NasDem Buol—duet lama yang pernah sukses bersama di Partai Golkar—Amran seolah membentuk 'Partai Golkar Jilid Dua' di Buol. Komposisi ini bukan hanya menjadi tantangan bagi paslon Abdullah Batalipu-Abdijoyo Dauda, tetapi juga mengukuhkan NasDem sebagai kekuatan politik baru yang tidak bisa diremehkan.

Dalam konteks ini, pencalonan Agris Batalipu-Djufri DJ. Manto tampaknya lebih dari sekadar usaha memenangkan Pilkada 2024. Bagi Amran, ini adalah panggung untuk mengembalikan dan meningkatkan nilai elektoralnya di Kabupaten Buol. Selama masa kampanye, Amran menggunakan momentum ini untuk mengingatkan masyarakat tentang keberhasilannya di masa lalu sebagai Bupati Buol, sekaligus mempopulerkan dirinya untuk Pilkada 2029.

Agris Batalipu, yang adalah putra biologis Amran, memang baru berusia 28 tahun dan minim pengalaman politik. Namun, ia telah diplot oleh sang ayah untuk terjun ke dunia politik praktis. Meskipun Agris belum sepenuhnya menguasai medan politik, Amran yakin bahwa ini adalah langkah awal yang penting.

Namun, di balik layar, Amran Batalipu mungkin telah menyusun skenario panjang. Pilkada Buol 2024 mungkin hanya batu loncatan. Amran tidak terlalu memusingkan apakah paslon yang diusungnya menang atau kalah di Pilkada 2024. Fokusnya adalah memastikan bahwa Pilkada 2029 menjadi panggung besar untuk kebangkitannya.

Dengan demikian, keputusan DPP NasDem Nomor: 558-Kpts/PPC/DPP-Nasdem/VIII/2024 adalah lebih dari sekadar pergantian paslon. Ini adalah cerminan dari intrik politik dan ambisi tersembunyi yang akan terus mempengaruhi dinamika politik Buol hingga tahun-tahun mendatang. Amran Batalipu, dengan segala pengalaman dan manuver politiknya, tampaknya telah mempersiapkan strategi panjang menuju kemenangan besar di Pilkada 2029, meskipun anaknya, Agris, belum sepenuhnya siap untuk mengambil alih tampuk kepemimpinan. Amran tetap berada di balik layar, menyusun setiap langkah untuk memastikan bahwa kekuatannya di Buol tidak hanya bertahan, tetapi juga semakin kokoh di masa depan.
GUBERNUR
Iklan-ADS

close
Banner iklan disini