Notification

×

Iklan

Iklan


Ketidakpedulian yang Menyayat, Miris! Siswa SDN 26 Palu Bertahan di Reruntuhan Janji Pemerintah

Rabu, 31 Juli 2024 | Juli 31, 2024 WIB | 0 Views Last Updated 2024-07-31T15:50:35Z

infoselebes.com, Palu - Potret miris dunia pendidikan terlihat nyata di Sekolah Dasar Negeri (SDN) 26 Palu yang terletak di Jalan Dr. Wahidin No 33, Kelurahan Besusu Barat, Kecamatan Palu Timur. Para siswa terpaksa belajar di bangunan darurat karena sekolah mereka rusak berat sejak bencana gempa 2018.

Bangunan ruang kelas yang rusak parah sejak bencana gempa lima tahun lalu memaksa pihak sekolah untuk menggunakan bangunan darurat yang disekat triplek untuk kegiatan belajar mengajar. Kondisi ini tidak hanya merusak semangat belajar, tetapi juga mengancam keselamatan siswa.

Puluhan siswa dari dua kelas ini terpaksa harus belajar di bangunan darurat karena takut bangunan sebelumnya ambruk. Selain itu, kondisi belajar di bangunan darurat sangat tidak nyaman, terutama karena panas yang menyengat.

"Kalau sudah jam 10 ke atas, kita sudah kepanasan saat menerima pelajaran, jadi terpaksa buka baju seragam. Kelas kami juga belum ada kipas anginnya," ujar salah satu siswa kelas 3 kepada media ini pada Selasa siang (30/7/2024).

Kepala SDN 26 Palu, Maryam, S.Pd. M.Pd, membenarkan keadaan sekolah yang sudah cukup lama memprihatinkan. Ia menyatakan bahwa siswa kelas III dengan jumlah 22 siswa dan siswa kelas IV berjumlah 24 siswa menggunakan bangunan darurat untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, karena bangunan sebelumnya semakin mengkhawatirkan.

"Ada tiga kelas yang kondisinya sudah parah dan tidak layak digunakan untuk proses belajar mengajar. Sementara siswa kelas V terpaksa masih bertahan di gedung sebelumnya karena tak ada gedung lain untuk difungsikan," jelasnya.Ironisnya, upaya untuk meminta perbaikan kepada Disdikbud Kota Palu telah diajukan sejak lama, namun hingga saat ini belum terealisasi. Ini menunjukkan ketidakpedulian pemerintah terhadap kondisi darurat yang dialami oleh sekolah ini.

"Proses belajar masih berjalan. Mudah-mudahan pemerintah memprioritaskan sekolah kami," harap Maryam. Harapan ini mencerminkan ketidakpastian yang terus menyelimuti masa depan pendidikan di SDN 26 Palu.

Sementara itu, Kepala Bidang Pembinaan SD, Ahmadi SE, M.Pd, mengatakan bahwa dengan melihat kondisi yang ada di SDN 26 Palu, Disdikbud Palu akan tetap mengupayakan perbaikan dengan melihat alokasi anggaran yang ada.

"Insyaallah, berdasarkan dapodiknya, tahun depan kita usahakan melalui alokasi anggaran pusat," ujarnya. Namun, janji ini terdengar hampa mengingat sudah lima tahun berlalu sejak gempa, dan para siswa masih belajar dalam kondisi yang memprihatinkan.

Kondisi memprihatinkan ini menyoroti lambannya respons pemerintah dalam menangani masalah pendidikan yang sangat mendesak. Di era digital seperti sekarang, seharusnya tidak ada lagi alasan untuk mengabaikan kebutuhan dasar pendidikan anak-anak bangsa.

Bangunan darurat yang digunakan oleh siswa tidak hanya mengancam keselamatan mereka, tetapi juga menunjukkan ketidakseriusan pemerintah dalam menyediakan fasilitas pendidikan yang layak.

Sementara pemerintah sibuk dengan retorika dan janji-janji, anak-anak di SDN 26 Palu harus berjuang dengan kondisi belajar yang jauh dari kata layak. Ini adalah cerminan dari kegagalan sistem yang seharusnya menjamin pendidikan yang berkualitas bagi semua anak bangsa.

Kondisi ini juga menandakan kurangnya prioritas pemerintah terhadap sektor pendidikan. Jika kondisi ini terus dibiarkan, masa depan generasi muda di Palu akan terancam, dan mimpi mereka untuk mendapatkan pendidikan yang layak akan sirna.

Para orang tua dan masyarakat sekitar berharap agar pemerintah segera mengambil tindakan nyata, bukan sekadar janji-janji yang tak kunjung terealisasi. Pendidikan adalah hak dasar yang harus dipenuhi tanpa kompromi.

SDN 26 Palu adalah potret nyata dari ketidakpedulian pemerintah terhadap pendidikan. Anak-anak bangsa berhak mendapatkan lingkungan belajar yang aman dan nyaman, dan sudah saatnya pemerintah bangun dari tidur panjangnya untuk memenuhi tanggung jawab ini.

Reporter : Agus
Editor : Sofyan

GUBERNUR
Iklan-ADS

close
Banner iklan disini