Infoselebes.com, Palu -Sulawesi Tengah (Sulteng) tentu sangat diuntungkan dengan digelontorkannya anggaran jumbo senilai Rp 118 milyar untuk membiayai sejumlah pembangunan 99 sekolah dan rehab SMA di negeri Seribu Megalitik ini.
Sayang, dibalik anggaran jumbo itu, dimanfaatkan betul oleh oknum oknum pengelola untuk dijadikan lahan empuk mempertebal isi kantongnya.
Berdasarkan investigasi dan hasil pengakuan beberapa kepala sekolah penerima Dana Alokasi Khusus Fisik (DAK) Tahun 2022 lalu terungkap beberapa sekolah menyetor fee atau uang pelicin sebesar Rp 5 persen dari anggaran bahkan ada yang lebih.
Salah seorang Kepala SMA Negeri di Kabupaten Parigi Moutong mengaku, permintaan fee tersebut di sampaikan saat pertemuan para kepala sekolah di salah satu hotel mewah di Kota Palu, bawah informasi terkait permintaan fee 2 Persen untuk Konsultan dan 5 Persen untuk orang dinas.
Kepala sekolah yang tidak mau dipublikasikan namanya itu juga mengaku total yang di berikan kepada konsultan adalah Rp. 56.000.000 yang merupakan biaya untuk Jasa konsultan dan biaya untuk orang dinas yang di serahkannya langsung kepada konsultan.
"DAK yang kami terima sebesar 580 untuk pembangunan Laboratorium dan RKB tahun 2022. Dari anggaran itu, 2 persen kami setor kepada konsultan/fasilitator dan 5 persen ke orang dinas," kata Kepsek tersebut, kepada media, belum lama ini.
Kepsek ini mengaku, sewaktu pertemuan di hotel itu dengan para kepala sekolah yang lainya, 'Saya di sampaikan oleh Ketua MKKS bahwa ada permintaan 2 persen untuk konsultan dan 5 persen untuk Dinas.
Sementara itu, Fasilitator yang diduga menerima fee berinisial MZ yang dikonfirmasi via nomor WhatsAppnya, Kamis ((3/5/2024) membantah adanya setoran itu.
"Terkait 2 persen dan 5 persen saya hanya memberikan masukan bahwa harus dipersiapkan untuk pembayaran pajak dengan masalah pelaporannya nantinya," bantahnya. (Tim)