infoselebes.com, Palu-Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembanguan Provinsi Sulawesi Tengah, Rudi Dewanto, SE.,M.M menegaskan bahwa program pembangunan Keluarga Kependudukan dan Keluarga Berecana menjadi program unggulan untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga dan penduduk di Sulteng.
Pemerintah provinsi Sulteng, kata Rudi Dewanto, sudah melakukan berbagai upaya pembangunan keluarga, pemberdayaan masyarakat dan pelayanan Kesehatan reproduksi yang berkualitas.
"Pembangunan keluarga dan keluarga berencana memegang peran yang sangat penting meningkatkan kualitas sumber daya manusia," kata Rudi, pada Rapat Kerja Daerah (Rakerda) Program Pembangunan Keluarga, Kependudukan, dan Keluarga Berencana Tingkat Provinsi Sulawesi Tengah, bertemakan Optimalisasi Bonus Demografi dan peningkatan SDM menuju Indonesia Emas 2024, Rabu (27/3/2024).
Namun menurutnya, ada 2 tantangan yang dihadapi pemerintah provinsi dalam menghadapi bonus demografi dan menciptakan SDM berkualitas yakni prevalensi stunting dan pernikahan anak.
"Sulawesi Tengah masih harus bekerja keras secara gotong royong untuk menurunkan stunting sesuai dengan target yakni 14 persen di tahun 2024 meskipun hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) Sulteng mengalami penurunan," ujarnya.
Dijelaskannya, SSGI tahun 2023 yang baru di launching oleh kementerian kesehatan menunjukkan adanya penurunan stunting Provinsi Sulawesi Tengah sebesar 1 persen dari tahun 2022 sebesar 28.2 persen menjadi 27.2 persen.
"Hasil ini menjadikan Sulteng sebagai salah satu dari 18 Provinsi yang mengalami penurunan prevalensi stunting se Indonesia," urainya.
Sementara itu Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2018 mencatat dari seluruh perkawinan yang ada, terdapat 32 persen perkawinan di bawah usia 18 tahun dan secara akumulatif 58 persen perkawinan di bawah umur 20 tahun.