ilustrasi |
infoselebes.com, Morut - Koordinator Front Rakyat Advokasi Sawit (FRAS) Sulteng, Eva Bande meminta agar pemerintah provinsi Sulteng mengambil langkah persuasif dalam memediasi persoalan terkait konflik agraria antara petani dengan PT Agro Nusa Abadi (ANA) di Morowali Utara (Morut).
"Kami berharap Gubernur Sulteng secepatnya menyelesaikan konflik agraria berkepanjangan di lingkar PT ANA," ucapnya (8/12/23).
Jangan sampai kata Aktivis agraria itu, Pemerintah Provinsi mengeluarkan kebijakan yang dinilai lebih melindungi perusahaan ketimbang petani yang memperjuangkan hak tas tanahnya. Apalagi disisi lain PT ANA selama beroperasi tidak mengantongi Hak Guna Usaha (HGU).
"Kami juga meminta untuk tetap mengedepankan dialog bukan kriminalisasi. Dan tetap mengedepankan nilai-nilai kemanusiaan,” kata Eva.
Sebelumnya, Gubernur Sulawesi Tengah telah mengeluarkan surat edaran Nomor 300/714/Setdaprov, tentang ketertiban dan keamanan diwilayah perkebunan sawit PT ANA.
Dalam surat edaran juga dikatakan bahwa akan mengambil langkah guna menertibkan aktivitas masyarakat/klaimer yang melakukan pencurian buah sawit yang dikuasai oleh PT ANA.
Sementara itu, Ambo Endre Ketua Serikat Petani Petasia Timur menjelaskan, mereka para petani terlebih dahulu mengelola lahan (kebun) jauh sebelum PT ANA hadir menanam sawit. Bahkan sampai saat ini kerjasama bagi hasil antara petani sebagai pemilik lahan dan perusahaan tidak jelas.
"Kami para petani sampai saat masih terus berjuang mencari keadilan. Karna ini menyangkut hak kami," jelas Ambo.
Samsir