Notification

×

Iklan

Iklan


Warga Desa Komba-komba dan Kayubet Tolak Tambang Batu Gamping

Minggu, 01 Oktober 2023 | Oktober 01, 2023 WIB | 0 Views Last Updated 2023-10-01T15:11:18Z

Infoselebes.com. Bangkep -  Rencana masuknya pertambangan batu gamping di Wilayah Desa Komba-komba dan Desa Kayubet Kecamatan Bulagi menuai penolakan. Mengingat konsesi pertambangan yang termuat dalam peta seluas 130, 24 hektar di dua desa tersebut.

Desa Komba-komba sebesar 88 hektar dan Desa Kayubet 42, 24 hektar. Sehingganya warga menilai dengan luasan konsesi wilayah pertambangan yang cukup besar tersebut, akan mengancam ruang-ruang hidup mereka.

Kepala Desa Komba-komba, Ogrisman Kalaeng, mengatakan bahwa diwilayahnya terdapat lahan konservasi 14 hektar yang dijadikan Ekowisata. Bukan tidak mungkin ketika pertambangan hadir akan merusak semua itu.

" Apalagi desa Komba-komba masuk dalam program kampung iklim dan desa hijau. Sehingganya ini yang perlu dijaga alamnya," katanya. (1/10/2023)

Ketua DPD Desa Komba-komba, Handri Likat menambahkan, ketika tambang batu gamping dieksplorasi, bukan hanya lingkungan di darat yang terdampak. Tapi ekosistem di laut juga akan terkena imbas dari beroperasinya tambang yang terdapat di pegunungan.

" Budidaya rumput laut terbesar untuk wilayah Banggai Kepulauan terdapat di desa Komba-komba. Bongkar muat kapal semen saja kita tolak, apalagi tambang batu gamping," tuturnya.

Tokoh Adat Perempuan, Deslin mengungkapkan bahwa belajar dari Papua, yang masyarakatnya hidup dalam ketertinggalan dan kemiskinan walaupun terdapat tambang emas.

" Jangan kita terpengaruh dengan iming-iming uang, namun kita harus melihat dampaknya," ungkapnya.

Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi), Sulteng Yusman menjelaskan, Bangkep seluruh daratan masuk kategori ekosistem esensial karst, ekosistem karst merupakan kawasan ekosistem esensial yang wajib dilindungi dan dipertahankan dari kerusakan ekologi. 

" Kajian KLHK, 95% daratan wilayah karst, ada 124 mata air, 1 sungai bawah tanah dan 103 sungai permukaan, semuanya terhubung dengan karst," jelasnya.

Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) Bangkep, Jemianto Maliko menambahkan, Masyarakat Adat di Bangkep secara turun temurun telah mempergunakan alam untuk kebutuhan hidupnya, bagaimana cara mengelola dan mempertahankannya sebagai bentuk indentitas Pau Peling.

" Masyarakat Adat di Bangkep memperlakukan alam dengan sangat arif. Tindakan ekstraktif pertambangan akan membabat hutan yang selama ini menjadi ruang hidup masyarakat adat," tegasnya.



Samsir
GUBERNUR
GUBERNUR BKKBN Disdik Sulteng Bappeda GUBERNUR GUBERNUR PUTR SIGI TANAMAN PANGAN GUBERNUR GUBERNUR SMA BUNTA TMJ GUBERNUR GUBERNUR GUBERNUR
Iklan-ADS

GUBERNUR
close
Banner iklan disini