Infoselebes.com. Palu - Pernyataan Gubernur Sulawesi Tengah (Sulteng), Rusdi Mastura yang mengungkapkan bahwa sektor pertambangan memberikan dampak signifikan bagi Sulteng. Sehingga angka pertumbuhan ekonomi di wilayahnya mengalami kenaikan, dari 7-7,5% menjadi 15%.
Bahkan, menurutnya dalam rangka penanganan stunting di Sulteng, dia menuturkan dibutuhkan kolaborasi Pentahelix, termasuk perusahaan tambang.
Dikutip dari Sultengterkini.id. Orang no satu di Sulteng itu kembali menjelaskan, keterlibatan perusahaan tambang diperlukan agar percepatan penurunan stunting bisa segera tercapai. Menurutnya, semua perusahaan dipastikan memiliki program Corporate Social Responsibility (CSR) yang bisa dialihkan untuk program penanganan stunting di Sulteng.
Gubernur berharap juga Dinas Lingkungan Hidup dan Biro Hukum untuk menerbitkan perusahaan-perusahaan tambang yang belum memiliki amdal dengan melibatkan unsur Forkopimda.
Pernyataan itu pun menuai reaksi dari Aktivis Agraria Sulteng, Eva Bande. Ia menjelaskan kondisi kerusakan lingkungan akibat eksploitasi pertambangan, tidak berbanding lurus dengan pertumbuhan ekonomi yang disebutkan Gubernur.
Bahkan dibeberapa wilayah di Sulteng, konflik agrarianya semakin masif terjadi dilingkar pertambangan. Tak jarang para petani melakukan perlawanan untuk mempertahankan tanahnya sebagai sumber kehidupan.
Disisi lain carut marutnya perizinan pertambangan dan perkebunan skala besar membuktikan bahwa Pemerintah Provinsi lemah dalam bentuk pengawasan.
" Harusnya Pemerintah Provinsi mengevaluasi segala bentuk perizinan yang merusak lingkungan," tegasnya.
Misalnya di Kabupaten Poso, kata Eva, Pemerintah Provinsi saat ini mencanangkan Negeri Seribu Megalit. Namun disisi lain, daerah yang punya semboyan Sintuwu Maroso itu diperhadapkan dengan dua raksasa tanah yaitu Bank Tanah dan investasi Pertambangan.
" Bukan tidak mungkin eskpansi korporasi yang mengusai tanah skala besar, akan berdampak pada kebudayaan dan situs-situs sejarah yang ada di Kabupaten Poso," jelasnya.
Terkait penanganan Stunting, menurut Eva tidak berkorelasi dengan hadirnya investasi pertambangan. Data yang didapatkan bahwa tingkat kemiskinan di provinsi Sulawesi Tengah Maret 2023, persentase penduduk miskin di provinsi ini mencapai 12,41 persen. Angka ini mengalami peningkatan sebesar 0,11 persen.
" Stunting karena ibu tidak memiliki akses terhadap makanan sehat dan bergizi, sehingga anak yg di kandungnya kekurangan nutrisi. Korelasinya adalah jika tanah digunakan untuk investasi tambang, makanan apa yang apa mau di konsumsi para ibu hamil yang ekonomi rendah," tutup Eva Bande.
Samsir
