infoselebes.com , Bangkep -Anggota DPD-RI Abdul Rachman Thaha (ART) dikabarkan akan kunjungi tiga Kabupaten Bersaudara yaitu Banggai, Banggai kepulauan dan Banggai Laut. Hal itu disampaikan oleh Koordinator umum relawan ART, Rizal Arwie kepada media ini. Jumat (7/1/2023)
" Agendanya reses dirangkaikan dengan kegiatan jalan sehat," ungkapnya.
Rizal yang juga pentolan aktivis pro-demokrasi Sulteng mengatakan, ini adalah bentuk konsolidasi kita untuk sebuah transformasi politik independen di tiga Banggai dalam sebuah dinamika politik Nasional.
" Kami akan maksimalkan agar dapat terlihat secara kwalitatif makna dibalik jabatan dalam lembaga tinggi negara sekelas DPD-RI, " tuturnya.
Menurutnya, ART harus menjadi tokoh politik alternatif saat krisis figur dari Parpol, dan sisi lainnya adalah diperhadapkan dengan uzurnya para tokoh politik Sulteng.
Dengan tegas Rizal mengatakan, akan secara terbuka menggalang kekuatan rakyat secara independen, untuk tidak terjebak pada daulat feodalisme yang kecendrungan seperti struktur raja-raja dalam mewariskan tahta turun- temurun.
" Ini sangat jauh dari kaidah demokratisasi saat ini. DPD-RI itu pengemban amanah bukan hanya jabatan gagah-gagahan dengan kemampuan berbisik- bisik terlebih dengan metode mengandalkan babe," katanya.
Itu harus segera diperangi, tekan Rizal. Menurutnya tak boleh gaya politik model itu di jadikan sandaran untuk sebuah pemaknaan kongkret bernegara, ini harus clear setelah daulat bangsa dari struktur para raja itu menyerahkan kedaulatannya, maka konsepsi tata Negara kita menjadi konsepsi NKRI.
" Bukan daulat para raja-raja yang cendrung manipulatif dan terkesan memberangus kaderisasi yang harusnya menjadi dominan," tekannya.
Tambah Rizal, ART itu tokoh muda yang menjadi primadona serta dapat membangun optimisme politik, beliau bukan siapa-siapa dari anak seorang guru ngaji, kini bisa menjadi pengemban amanah di DPD -RI.
Sehingganya Rizal mengajak kepada seluruh masyarakat dalam struktur kebanggaian untuk bersama mendinamisasi politik Sulteng bersama kaum muda progresif, dengan ihtiar politik-nilai dan menciptakan kritis serta dinamis.
" Agar platform demokratis di negeri Babasal ini tidak menjadi kaplingan bagi kelompok tertentu, lalu seolah-olah mengharuskan memilih kelompok dengan segala macam cerita dan kisah yang hanya layak sejajar dengan karangan fiksi," tutupnya.
Samsir